Rabu, 24 April 2013

TUGAS 3

PENINGGALAN KOLONIALISME INGGRIS DI BENGKULU

Inggris tiba di Muara Sungai Bengkulu pada tanggal 24 Juni 1865. Setelah bernegosiasi dengan penguasa kerajaan lokal di Bengkulu pada saat itu, Inggris ( EIC ) diijinkan bermukim di daerah Muara Sungai Bengkulu. Inggris ( EIC ) sendiri menyebut wilayah Bengkulu dengan nama “Bencoolen”.



Pembangunan benteng Marlborough dilakukan tahun 1714 sampai dengan tahun 1719 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal ( Inggris ) yang dijabat oleh Joseph Collet. Benteng Marlborough ini berdiri kokoh di tepian Samudra Hindia di atas bukit dengan ketinggian sekitar 8,5 meter di atas permukaan laut. Benteng ini mengahadap ke selatan dan memiliki luas sekitar 44.100 meter persegi. Lokasi benteng yang dikelilingi parit buatan ini seolah memunggungi Samudra Hindia.


Residen Inggris Thomas Parr memerintah di Bengkulu selama dua tahun, yaitu dari tahun 1805-1807, yang berakhir dengan membawa kematiannya secara tragis. Intervensi Thomas Parr terhadap kehidupan tradisional para kepala adat, terutama dalam hal peradilan pribumi, sering dilakukan tanpa meminta persetujuan dari para kepala adat. Thomas Parr dibunuh pada tanggal 27 Desember 1807 di kedimanannya di Mount Felix, yang berlokasi sekitar 3 Mil sepanjang garis pantai dari Fort Marlborough. Monumen Thomas Parr dibangun diatas tanah yang berlokasi tidak jauh dari pusat ibukota Bengkulu (sekitar 150 kaki) dari Fort Marlborough pada tanggal 7 Januari 1808.


Thomas Stamford Raffles adalah Gubernur terakhir Inggris di Bengkulu sebelum akhirnya penguasaan terhadap Bengkulu di tukar oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan Pulau Kecil di ujung Semenanjung Malaka, ‘Singapura’. Dalam masa kekuasaannya Raffles tinggal di rumah ini yang selain digunakan sebagai tempat tinggal, juga dimanfaatkan untuk berbagai aktifitas dalam pemerintahannya. Sekarang bangunan ini menjadi rumah kediaman Gubernur.


Twin House atau rumah kembar merupakan bangunan yang digunakan pendatang Inggris pada saat masa penjajahannya. Ada beberapa sumber yang mengatakan rumah ini dulunya pernah digunakan sebagai tempat pembantaian.


Kompleks Pemakaman Inggris terletak di Jl.Veteran Kelurahan Jitra. Pemakaman Kristen yang merupakan makam Inggris yang terbesar di Asia Tenggara. Komplek makam ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara karena ada sekitar 1.000 batu nisan yang berbentuk artistic monumental dalam berbagai ukuran yang terletak di lahan seluas 4,5 hektar dalam ukuran panjang 300 meter dan lebar 150 meter. Meski sekarang jumlah total daerah tersebut menyusut, yakni hanya tinggal 53 kuburan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar